Halaman

Thursday, December 13, 2007

Dimensi Waktu Menurut Al-Qur'an

“Maha suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka, maupun dari apa yang mereka tidak ketahui” (QS. Yaa-Siin : 36).

Bukan hanya merupakan sekedar sangkaan bahwa kebanyakan dari umat manusia memang tidak mengetahui tentang tingkat-tingkat dimensi waktu. Contoh yang paling jelas yaitu dengan adanya istilah “Kemasukan Roh”. Dengan adanya istilah yang salah kaprah tersebut, saya menyimpulkan bahwa banyak dari kita, cuma mengetahui satu dimensi waktu yang menjadi pembatas alam kasar dan alam halus. Secara jelas dikatakan bahwa semua makhluk halus baik itu jin, syaitan maupun malaikat dan juga roh berada dalam satu alam. Untuk para ilmuwan hal itu masuk akal dan alasannya sangat kuat disebabkan menurut rumus ruang waktu Einstein bahwa dimensi waktu itu cuma satu, batasnya yaitu kecepatan cahaya.

Sampai sekarang ini para ilmuwan tidak mengetahui bahwa cacatnya teori ruang waktu Einstein itu adalah pada persoalan tersebut. Teori kenisbian Einstein menyatakan, alamraya kita diibaratkan sebaai alam empat dimensi, yaitu tiga dimensi ruang dan satu dimensi waktu. Sedangkan pada Surat Yaa-Siin : 36 di atas menyatakan adanya pasangan dari dimensi ruang waktu. Dengan adanya petunjuk dari ayat inilah saya menemukan rumus pasangannya, yang menunjukkan cacatnya rumus Einstein,sampai denan bisa membongkar rahasia alam perjalanan Mi’raj Nabi Muhammad SAW denan jalan menembus dimensi waktu yang tafsirnya berbeda dengan tafsiran para ilmuwan.

Rumusan penemuan saya yaitu tiga dimensi waktu dan satu dimensi ruang, x=0 yang mempunyai fungsi delta yang tak terbatas yang dalam prosesnya menghasilkan satu ruang gema atau ruang cermin bayangan dari dimensi ruang waktu
-x
 (x) dx= 1
x

Dari rumus ini dapat diketahui tiga dimensi waktu itu yaitu tiga dimensi rembesan gravitasi dan satu dimensi bentangan ruang. Sebab menurun ramalan Einstein rembesan gravitasi itu yaitu gangguan perjalanan ruang mirip gelombang dalam kecepatan cahaya, dan membawa tenaga yang bakal dihasilkan kalau benda menjadi cepat dalam cara yang benar. Rembesan ini merupakan gaya-gaya yang bergerak pada sudut siku-siku pada arah perjalanan gelombang yang mana hasil dari gerakannya berbanding dengan jarak terpisahnya benda-benda. Jelasnya, rembesan gravitasi yaitu “besaran” gelombang gravitasi yang mempengaruhi atau membatasi gerakan dengan/atau percepatan benda-benda.

Dalam istilah populernya, rembesan gravitasi yang selanjutnya disebut dengan gelombang gravitasi itu adalah batas tenaga yang menjadi pembatas cepatnya gerakan benda-benda bebas. Tenaga pembatas ini dalam garis besarnya menjadi tiga dimensi gelombang yaitu gelombang tenaga kecepatan suara dan pembatas kecepatan cahaya yaitu gelombang panas tanpa batas yang membatasi ruang waktu dan ruang tanpa waktu.

Menurut penelitian mesin pemercepat zarah, tiga jenis tenaga gelombang pembatas ini yaitu nuklir lemah gaya elektromagnet dan gaya nuklir kuat. Dimensi suara atau alam suara yaitu alam manusia yang kasar. Alam setengah kecepatan cahaya atau alam kedap suara yaitu alam atom alam jin, sebab jin hidupnya pada alam tanpa suara dikarenakan tidak ada udara. Alam kecepatan cahaya yaitu alam inti atom atau menurut Al-Quran adalah alam malakut (alam malaikat dan syaitan), sebab malaikat dan syaitan itu terbuat dari cahaya dan sinar. Alam keempat atau alam ruang tanpa waktu yang dalam fisika nuklir disebut dengan alam quark, diisi oleh roh.

Disini jelas, dimensi waktu menentukan wukud dan umur dari makhluk hidup yang mendiaminya. Makhluk yang mendiami alam kecepatan cahaya yang dikendalikan oleh gaya gravitasi, wujudnya paling kasar dan umurnya pendek, sebab kecepatan ruang waktu yang didiaminya paling lambat, waktu berlangsung paling cepat sampai dengan selang ruang waktunya luas sekali.makhluk yang mendiami alam tanpa suara yang dikendalikan oleh gaya nuklir lemah wujudnya halus erta umurnya panjang sekali, sebab dari ruang yang didiaminya cepat sekali, waktu berlangsungnya sangat lambat sehingga selang waktunya sedikit sekali.

Makhluk yang mendiami alam kecepatan cahaya, yang dikendalikan oleh gaya elektromagnet, wujudnya sangat halus, serta umurnya sama dengan umur ruang waktu atau seumur dengan dunia, matinya pada waktu kiamat sebab ruang yang didiaminya sama dengan kecepatan waktu, waktu menjadi sedikit tanpa batas atau beku, sampai dengan selang waktunya menjadi nol. Makhluk yang mendiami ruang tanpa waktu tidak mempunyai wujud menurut penglihatan makhluk yang berwujud, sebab ruangnya terbalik dengan ruang wkatu, makhluk-makhluknya menjadi anti wujud.

Dari rincian diatas kita mendapatkan suatu kepastian cerita tentang Isra-Mi’raj Nabi Muhammad SAW bertemu dengan roh-roh para nabi itu mustahil, sebab roh itu tidak berwujud, tidak akan terlihat oleh makhluk ruang waktu, jangankan oleh nabi malahan oleh syaitan dan malaikat pun tidak akan terlihat, kenyataan ini sejalan dengan keterangan Al-Quran :

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh, maka katakanlah roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”
(QS. Al-Isra : 85).

Roh itu pasangan dari wujud, yang wujudnya sama dengan jasad yang ditinggalkannya, hanya dalam bentuk negatif, tidak berbeda dari foto dan klisenya. Oleh sebab itu roh dari seseorang tidak akan dapat memasuki pada orang lainnya sebab tidak seukuran. Satu roh hanya untuk jasad yang ditinggalkannya, jadi istilah kerasukan roh adalah mustahil.

Malaikat mustahil mengganggu makhluk lainnya, sedangkan syaitan memang kerjanya selalu mengganggu, tetapi menurut teori berputarnya zarah inti atom, syaitan itu merupakan makhluk jenuh, mereka tidak akan bisa menembus dimensinya, sebab tidak dapat mengurangi kecepatan berjalannya, sedangkan dimensi manusia itu sangat lambat. Paling juga syaitan hanya bisa lewat menembus atau merasuki yang dilewatinya, jadi tidak salah peribahasa orang tua yang mengatakan “kerasukan syaitan”. Satu-satunya makhluk yang dapat merubah wujud yaitu jin. Sebab menurut penelitian mesin pemercepat zarah juga gaya nuklir lemah mempunyai sifat yang dapat berubah wujud. Al-Quran menyatakan bahwa jin dapat masuk kedalam urat darah manusia.
Jikalau kita masuk kedalam alam jin dalam waktu satu hari, maka sewaktu kita kembali ke alam manusia, menurut perhitungan alam manusia kita berdiam di alam jin itu selama 50 hari. Jadi dengan kata lain jika ingin awet muda maka diam saja kita di alam jin setahun, maka sewaktu kita kembali teman sebaya kita sudah lebih tua 50 tahun dari kita. Tetapi jikalau kita masuk ke alam malakut, maka tidak akan ada perbedaan dengan umur yang ditinggalkan. Inilah rahasia dari Dimensi Waktu.


S. Anwar Effendi, Dimensi Waktu Nurutkeun Al-Quran, Galura, Hal 6 Minggu iv Agustus 1992, Shafar 1413 H.
Selengkapnya...

Saturday, October 20, 2007

Konsep Nyeri

DEFINISI
Nyeri merupakan Perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan fisiologikal.

PENYEBAB NYERI
1. Trauma
a. Mekanik
Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka dan lain-lain.
b. Thermis
Nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air.
c. Khemis
Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat
d. Elektrik
Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.
2. Neoplasma
a. Jinak
b. Ganas
3. Peradangan
Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Misalnya : abses
4. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah
5. Trauma psikologis

KLASIFIKASI NYERI1. Menurut Tempat
a. Periferal Pain
1) Superfisial Pain (Nyeri Permukaan)
2) Deep Pain (Nyeri Dalam)
3) Reffered Pain (Nyeri Alihan)
nyeri yang dirasakan pada area yang bukan merupakan sumber nyerinya.
b. Central Pain
Terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinal cord, batang otak dll
c. Psychogenic Pain
Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari trauma psikologis.
d. Phantom Pain
Phantom Pain merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudah tak ada lagi, contohnya pada amputasi. Phantom pain timbul akibat dari stimulasi dendrit yang berat dibandingkan dengan stimulasi reseptor biasanya. Oleh karena itu, orang tersebut akan merasa nyeri pada area yang telah diangkat.
e. Radiating Pain
Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringan sekitar.
2. Menurut Sifat
a. Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang
b. Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama
c. Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali dan biasanya menetap 10 – 15 menit, lalu menghilang dan kemudian timbul kembali.
d. Intractable Pain : nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi. Contoh pada arthritis, pemberian analgetik narkotik merupakan kontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapat mengakibatkan kecanduan.
3. Menurut Berat Ringannya
a. Nyeri ringan : dalam intensitas rendah
b. Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologis
c. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi
4. Menurut Waktu Serangan
Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan tipe nyeri. Pada tahun 1986, The National Institutes of Health Concencus Conference of Pain mengkategorikan nyeri menurut penyebabnya. Partisipan dari konferensi tersebut mengidentifikasi 3 (tiga) tipe dari nyeri : akut, Kronik Malignan dan Kronik Nonmalignan.
Nyeri akut timbul akibat dari cedera akut, penyakit atau pembedahan. Nyeri Kronik Nonmalignan diasosiasikan dengan cedera jaringan yang tidak progresif atau yang menyembuh. Nyeri yang berhubungan dengan kanker atau penyakit progresif disebut Chronic Malignant Pain. Meskipun demikian, perawat biasanya berpegangan terhadap dua tipe nyeri dalam prakteknya yaitu akut dan kronis :
1. Nyeri Akut
Nyeri akut biasanya berlangsung singkat, misalnya nyeri pada fraktur. Klien yang mengalami nyeri akut baisanya menunjukkan gejala-gejala antara lain : perspirasi meningkat, Denyut jantung dan Tekanan darah meningkat, dan pallor
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis berkembang lebih lambat dan terjadi dalam waktu lebih lama dan klien sering sulit mengingat sejak kapan nyeri mulai dirasakan.

PENGKAJIAN NYERI
Dikarenakan nyeri merupakan pengalaman interpersonal, perawat harus menanyakannya secara langsung kepada klien
Karakteristik
a. Lokasi
Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi :
• Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superfisial
• Posisi atau lokasi nyeri
Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien; sedangkan nyeri yang timbul dari bagian dalam (viscera) lebih dirasakan secara umum.
Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori, yang berhubungan dengan lokasi :
• Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya
• Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik
• Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat dilokalisir
• Reffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari area rangsang nyeri.
b. Intensitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri :
 Distraksi atau konsentrasi dari klien pada suatu kejadian
 Status kesadaran klien
 Harapan klien
Nyeri dapat berupa : ringan, sedang, berat atau tak tertahankan. Perubahan dari intensitas nyeri dapat menandakan adanya perubahan kondisi patologis dari klien.
c. Waktu dan Lama (Time & Duration)
Perawat perlu mengetahui/mencatat kapan nyeri mulai timbul; berapa lama; bagaimana timbulnya dan juga interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir timbul.
d. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui: nyeri kepala mungkin dikatakan “ada yang membentur kepalanya”, nyeri abdominal dikatakan “seperti teriris pisau”.
e. Perilaku Non Verbal
Beberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara lain : ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah dan lain-lain.
f. Faktor Presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang akan meningkatkan nyeri : lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba, stressor fisik dan emosi.
g. Alat Pengukur Nyeri



Intervensi
Secara umum intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :
1. Non Farmakologik intervention : Distraksi, Relaksasi, Stimulasi Kutaneus
2. Farmakologi Intervention

Distraksi
Beberapa teknik distraksi, antara lain :
1. Nafas lambat, berirama
2. Massage and Slow, Rhythmic Breathing
3. Rhytmic Singing and Tapping
4. Active Listening
5. Guide Imagery

Relaksasi
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa keuntungan, antara lain :
1. Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stres
2. Menurunkan nyeri otot
3. Menolong individu untuk melupakan nyeri
4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
5. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
6. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
Stewart (1976: 959), menganjurkan beberapa teknik relaksasi berikut :
1. Klien menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru
2. Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa nyaman hal tersebut
3. Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu
4. Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan fikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
5. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot lain
6. Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

Stimulasi Kulit (Cutaneus)
Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
a. Kompres dingin
b. Analgesics ointments
c. Counteriritan, seperti plester hangat.
d. Contralateral Stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan dengan area yang nyeri.

Farmakologik Agent
1. Analgesics
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interpretasi nyeri dengan jalan mendepresi Sistem Saraf Pusat pada Thalamus dan Korteks Cerebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum klien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Untuk alasan ini maka analgesik dianjurkan untuk diberikan secara teratur dengan interval, seperti setiap 4 jam (q 4h) setelah pembedahan.
Terdapat dua klasifikasi mayor dari analgesik, yaitu :
a. Narcotic (Strong analgesics)
Termasuk didalamnya adalah : derivat opiate seperti morphine dan codein.
Narkotik menghilangkan nyeri dengan merubah aspek emosional dari pengalaman nyeri (misal : persepsi nyeri). Perubahan mood dan perilaku dan perasaan sehat membuat seseorang merasa lebih nyaman meskipun nyerinya masih timbul.
b. Nonnarcotics (Mild analgesics)
Mencakup derivat dari : Asam Salisilat (aspirin); Para-aminophenols (phenacetin); Pyrazolon (Phenylbutazone).
Meskipun begitu terdapat pula obat analgesik kombinasi, seperti kombinasi dari analgesik kuat (strong analgesics) dengan analgesik ringan (mild analgesics), contohnya : Tylenol #3, merupakan kombinasi dari acetaminophen sebagai obat analgesik nonnarkotik dengan codein, 30mg.

2. Plasebo
Plasebo merupakan jenis dari tindakan, seperti pada intervensi keperawatan yang menghasilkan efek pada klien dikarenakan adanya suatu kepercayaan daripada kandungan fisik atau kimianya (McCaffery, 1982:22). Pengobatannya tidak mengandung komponen obat analgesik (seperti : gula, larutan garam/normal saline, atau air) tetapi hal ini dapat menurunkan nyeri. Untuk memberikan plasebo ini perawat harus mempunyai izin dari dokter.

Medical Interventions
1. Blok Saraf (Nerve Block)
2. Electric Stimulation
3. Acupunture
4. Hypnosis
5. Surgery/Pembedahan
6. Biofeedback

Selengkapnya...

Tuesday, September 11, 2007

Prinsip-prinsip Etika Penelitian Ilmiah

Etika berasal dari bahasan Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari aspek etimologis memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Menurut pandangan Sastrapratedja (2004), etika dalam konteks filsafat merupakan refleksi filsafati atas moralitas masyarakat sehingga etika disebut pula sebagai filsafat moral.Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati masyarakat, etika juga membantu kita untuk merumuskan pedoman etis yang lebih adekuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang dinamis dalam tata kehidupan masyarakat. Sedangkan etika dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian.

Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian, namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan (Jacob, 2004).

Selengkapnya...

Friday, July 27, 2007

TEORI EVOLUSI DAN KEIMANAN

Pada tahun 1850, terbit buku karya Charles Darwin “Origin of Species”. Buku ini membahas mengenai asal-usul spesies, kehidupan, perkembangan dan kemusnahannya akibat seleksi alam, dianggap sebagai titik asal teori evolusi. Akibatnya setelah diperbincangkan timbul pro dan kontra, dalam ajaran ini yang disebut “Darwinisme” (faham Darwin) yang katanya menyatakan bahwa manusia merupakan keturunan dari kera. Sebelum makhluk yang bernama manusia mencapai wujud fisik seperti sekarang ini, melewati terlebih dahulu proses panjang dari wujud kera. Menurut yang pro, hal tersebut betul sekali karena jika lihat secara teliti makhluk yang bernama manusia itu persis seperti kera, malahan menurutnya susunan tulangnyapun sama. Sedangkan menurut yang kontra, kera dan manusia diciptakan masing-masing oleh Yang Maha Kuasa, tidak ada hubungannya sama sekali.

Sebagian besar yang kontra menggunakan argumentasi kitab suci agama samawi, utamanya Bibel (Perjanjian Lama) dan Al-Quran. Malahan menurut Al-Quran telah diterangkan mengenai proses penciptaan manusia tersebut sangat jelasnya. Beberapa ayat menjelaskan bagaimana Allah SWT menciptakan manusia dalam beberapa tingkat kejadian (S. Nuh ; 14), dari saripati air yang hina (S. As-Sajdah ; 7-8), dari saripati tanah liat (S. Al-Mu’minun ; 12), dari segumpal darah (S. Al-Alaq : 2). Sehingga tingkatan perubahan (evolusi) manusia itu bukan dari kera menjadi manusia, di alam luar, tetapi dari bahan-bahan yang disebutkan tadi, di alam rahim. Begitulah menurut yang kontra berdasarkan Al-Quran. Malah sebetulnya kera yang asalnya dari manusia, yaitu manusia yang membangkang terhadap aturan Allah SWT, sebagaimana yang dijelaskan dalam S. Al-Baqoroh ; 65. Jadi katanya, teori Darwin tersebut sebetulnya hanya usaha untuk membatalkan Al-Quran saja, dengan jalan memutarbalikkan fakta. Dan secara kebetulan Darwin adalah keturunan orang Yahudi, sedangkan orang yang dikutuk oleh Allah SWT supaya menjadi monyet yang hina tiada lain adalah sebagian dari oknum Bani Israil. Salah seorang diantaranya siapa tahu merupakan moyang Darwin.

Kita simpan dahulu perkara tersebut yang membawa pengaruh besar (baik dan buruk) baik di dunia keilmuan maupun dalam kehidupan sehari-hari, dari dahulu hingga sekarang. Pada tahun-tahun belakangan terbit kembali buku yang membahas teori evolusi yang ditulis oleh Prof. Jared Diamond dari UCLA yang berjudul “The Rise and Fall of The Third Chimpanzee”. Buku ini mendapatkan penghargaan sebagai buku ilmu pengetahuan yang terbaik (Science book of the year) dari perusahaan RhonePoulenc, Inggris. Intisari dari buku ini adalah evolusi manusia, karena jika dibandingkan dengan simpanse (kera yang terbilang paling cerdas) masih juga mempunyai sifat hewaniah, seperti perang, memperkosa, membunuh bayi (infasid), membunuh, rasisme, perzinahan, genocide dan lain-lain.

Jikalau dalam teori evolusi Darwin lebih mengarah kepada masalah fisik, maka teori Prof. Diamond, teorinya akan menjadi mantap sekali, serta bisa diuji dan dikaji oleh ayat-ayat Al-Quran dan Hadits Rasulullah SAW.

Jikalau kiranya Prof. Diamond tidak kokoh untuk meneruskan sisa kerja Darwin, jikalau kiranya membelok kepada petunjuk dari Al-Quranul Karim, penemuannya di atas tentu akan lebih aktual. Lebih sejalan dengan keadaan manusia serta alam dunia abad mutakhir. Sebab di dalam Al-Quran telah dengan jelas diterangkan bahwa manusia diciptakan Allah SWT dalam bangunan yang sangat baik. Hanya oleh karena tidak beriman dan tidak menjalankan amal shaleh, akhirnya dijatuhkan kedalam tempat yang paling bawah (S. At-Tiin : 4-6). Allah menyempurnakan proses penciptaan manusia, menempatkan anggota badannya secara baik sekali, menjadikan susunan tubuh yang seimbang. Bukan hanya mereka tidak menerimakan, malah mengingkari hari pembalasan. Apakah yang membuat manusia ingkar itu ? (S. Al-Infithaar : 6-9).

Sabda dari Allah sudah pasti, manusia diciptakan secara sempurna, hanya manusianya sajalah yang mengingkari nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, menjelek-jelekan diri sendiri, mengaku-aku bernenek moyang kepada kera, seperti yang telah dilakukan oleh Darwin dan kawan-kawan yang seterusnya diperkuat oleh Prof. Diamond, bahwa manusia masih erat juga hubungannya dengan sifat hewaniah, dari karakter simpanse, ibarat bukti untuk evolusinya yang belum selesai. Massa Allah.

Ahlakul Karimah
Rasulullah SAW diutus untuk mewujudkan ahlakul karimah, akhlak yang mulia. Meluruskan manusia yang raga dan jasadnya telah disempurnakan tetapi jiwa mentalitasnya masih seperti binatang. Rasulullah SAW tidak mengajak umatnya untuk memperbagus badan, mempercantik diri, memakai baju-baju yang bagus, tetapi memerintah dan mengajak agar menjalankan perintah Allah SWT, dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah SWT,menjauhi segala kejelekan, kerusakan. Sifat jahil (bodoh) yang diberantas oleh Rasulullah SAW, bukanlah bodoh dalam arti tidak bisa membaca dan menulis, tidak tahu akan kesenian dan kebudayaan, tidak tahu akan baju dan tidak dapat berdandan, bukan ….. bukan hal itu. Jahiliyah disana artinya bodoh dalam urusan aqidah, memuja kepada yang tidak perlu dan menyembah kepada yang bukan haknya. Dan juga jahiliyah yang dibasmi oleh Rasulullah SAW bukan hanya jahiliyah dikalangan orang arab saja, tapi jahiliyah di seluruh dunia zaman itu, utamanya di Romawi (sebelah barat) dan Persia (sebelah timur). Jelasnya jahiliyah zaman Pra Rasulullah SAW sedang berkembang. Yang disembah dan dipuja sebangsa materi dari hasil fikiran saja, seperti emas permata, wanita dan tahta. Perang memperebutkan materi dan kehormatan, membunuh manusia utamanya kaum wanita, memusnahkan bangsa lain (genocide) dan lain-lain, berupa perilaku yang paling disenangi oleh kaum jahiliyah saat itu. Malah dalam sastra arab kejadian-kejadian perang juga menjarah bangsa lain itu diabadikan dalam puisi-puisi, dicatat dengan indah, dibuat silsilah dan legenda, terkenal dengan Ayyamul Arab.

Rasulullah diutus supaya menjadi rahmat untuk seluruh alam, agar supaya derajat manusia yang telah jatuh kedalam jurang dasarnya, dapat diangkat kembali, dengan jalan membangunkan kemuliaan akhlak.


Bukti Haqqul Islam
Secara positif, teori Prof. Diamond dapat diambil hikmahnya. Penemuannya pada saat ini dimana sifat manusia belum berubah dari sifat hewan, ternyata berupa bukti bahwa ajaran Islam, ajaran Al-Quran, seratus persen benar. Dalam Al-Quran beberapa kali dicontohkan mengenai umat manusia zaman dahulu kala yang dianugerahi nikmat yang luar biasa oleh Allah SWT, harus dibinasakan setelah kenikmatannya ditukar dengan kemaksiatan, setelah kemanusiaannya digadaikan kepada kehinaan hewan. Kaum ‘Ad yang telah mampu membangun kota pencakar langit Iram, kaum Tsamud yang memahat bebatuan gunung untuk menghiasi kota Wadil Qura, Firaun yang mempunyai benteng-benteng yang kuat (piramid) serta pasukan yang besar dan kuat. Begitu juga dengan kaum Madyan ahli perekonomian, kaum Saba ahli pengairan, Romawi yang pahlawan-pahlawannya unggul, Persia dengan kebudayaannya yang bagus, setelah mengingkari nikmat Allah SWT terus menyombongkan hawa nafsu, terpaksa harus menerima derajat hina, dibinasakan oleh Allah SWT dikarenakan dosa-dosanya, untuk diganti oleh umat yang lainnya. (S. Al-An’am : 6).

Manusia abad 20 yang oleh Prof. Diamond disinyalir belum sempurna evolusinya, masih juga mempunyai ge-gen hewaniah, hanya berupa foto copy dari umat sebelumnya yang disebutkan terdahulu. Manusia seperti itu nantinya akan digantikan oleh manusia lain yang mempunyai tanggung jawab kepada dirinya pribadi, kepada keluarganya, kepada masyarakatnya, kepada khaliknya. Manusia yang telah sadar kepada kewajibannya karena telah di muliakan oleh Allah SWT.

Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan”. (QS. Al Isra : 70)

Yaitu manusia yang sadar, bahwa meskipun mempunyai sifat jelek, seperti dzalim dan ingkar (S. Ibrahim : 34), melebihi batas dikarenakan merasa paling baik (S. Al-‘Alaq 6-7) berada dalam kerugian (S. Al-Ashr 2), terus menerus melakukan kemaksiatan (Al-Qiyamah : 6), ingkar dan tidak berterimakasih kepada Allah SWT (Al-Adiyat : 6), mempunyai alat untuk menanggulanginya yaitu keimanan, keadilan, kebenaran, kesucian, amal shaleh dll.

Yaitu manusia yang sadar kepada sifat jeleknya, terus berusaha untuk menanggulanginya dengan jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang akan mendapatkan bagian semua yang ada di langit (S. Luqman : 20) dan seluruh yang ada di bumi (S. Al-Haj : 65). Manusia abad 20 memang mulai mampu menguasai sisa pekerjaan tersebut yang dikubrakan oleh Allah SWT, tetapi apakah mereka itu termasuk ahlul Quran atau ahlul Qirdun ?.


H. Usep Romli HM. Teori evolusi jeung kaimanan, Galura, Minggu iii, Agustus 1992, Shafar 1413 H, hal : 7
Selengkapnya...

Saturday, July 21, 2007

SIMETRI POLA 10 : MEMASTIKAN ALLAH HARUS ADA

“Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka ?. Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan ) yang benar dan waktu yang ditentukan dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan tuhannya”.
(QS : Ar-Ruum : 8)


Kita ringkas dahulu bagaimana proses evolusi terjadinya manusia darimulai dikandung. Bahan yang pertama membangun badan manusia yaitu campuran cairan sel jantan dan betina yang diisi oleh zat hidup yang dilepaskan oleh manusia. Proses evolusi selanjutnya berlangsung disebabkan didorong oleh tenaga tambahan, berupa makanan yang dimakan oleh ibu kita. Sempitnya alam kandungan menyebabkan rasa tidak betah kepada janin yang mulai mengerti, sampai pada akhirnya bergerak berusaha untuk dapat kelua. Sewaktu lahir dalam sepersekian detik badan bayi mekar menjadi besar. Disini evolusinya berlangsung wajar kembali, dalam tingkat kecepatan yang menurun.

Mencapai usia 20-an, mekarnya badan dan tenaga hampir tidak terlihat, tetapi masih dalam tingkat evolusi yang naik. Mekar maksimum berhenti sewaktu mencapai umur 30-35 atau 40 tahun. Disana mulai berlangsung evolusi turun. Akhirnya zat hidup atau ruh meninggalkan jasad setelah gaya nuklir lemah jasad tidak mampu mengikat zat hidup. Ikatan quark-quark dan lepton-lepton tercerai berai, zarah di dalam inti beradu, badan mulai busuk yang mengeluarkan bau. Disitu jasad hancur, kembali kepada tiada.

Rumus persamaan “Paul Dirac” menyatakan,jikalau elektron dalam keadaan negatif tanpa batas mendapat tenaga tambahan secukupnya, maka elektron tersebut akan meloncat kepada wujud yang terlihat, meninggalkan lubang yang massanya sama dengan zarah aslinya tapi mempunyai muatan yang berlawanan. Selanjutnya elektron tersebut condong akan jatuh cepat masuk kembali kepada lubangnya seolah-olah disedot oleh lubang tersebut.

Dari persamaan ini dan contoh jadinya manusia yang diwartakan dalam Surat Ar-Ruum ayat 8 di atas,kita mendapatkan suatu kesimpulan : sebelum terjadinya letusan besar, di alam baka proses diciptakannya alamraya itu berlangsung dalam dua tahap. Menurut simetri pola 10, awalnya terdapat 4 jenis zat hidup yang bercampur melangsungkan evolusi. Terus terdapat 4 jenis tenaga tambahan berupa hukum, yang mendorong meningkatkan evolusinya tanpa berhenti mencapai pada dan panas, sedikitnya 2 mc2, sampai dengan meletus yang menyebabkan keluar dari alam baka ke alam fana dalam wujud terlihat berupa alamraya.

Bersama dengan alamraya yang meneruskan evolusinya di alam fana, tenaga letsan yang dilepaskan oleh alamraya sewaktu beralih rupa ke alamfana juga mengalami evolusi di alam baka. Di alam fana, evolusi alamraya berlangsung dalam dua tahap yaitu : tahap mekar dan tahap menciut sampai dengan terjadi tumbukan besar, masuk kembali ke alam baka. Di alam baka keduakalinya atau alam baka akhir, alamraya meneruskan kembali evolusinya. Tapi tidak melaju cepat sampai maksimum sebab telah dinetralkan oleh evolusi tenaga yang dilepaskan sewaktu tumbukan besar.

Dari ulasan di atas terlihat, penciptaan alam semesta (baka dan fana) tersebut berlangsung dalamenam tahap. Empat tahap di alam baka dan dua tahan di alam fana. Dari yang empat di alam baka tersebut dua diantaranya berupa tahap akibat. Jadi jika dimasukkan ke dalam simetri pola-10, dari baka awal sampai dengan baka akir itu berupa pasangan tingkat sigma (akhir) yaitu : baka awal (sigma-plus*), baka akhir (sigma-nol*) dikarenakan diisi oleh komponen akibat dari dua alam (surga hasil dari evolusi dari alam baka langsung dan neraka hasil evolusi alam fana) yang sifatnya berlawanan dengan alam fana (sigma-minus*).

Pasangan tersebut benar-benar cocok dengan keterangan Al-Quran yang memberitakan diantaranya pada Surat Yunus dan Fushshilat :

“Sebenarnya Tuhan kalian yaitu Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa ………….” (QS. Yunus : 3)
“Maka beliau menciptakan tujuh langit (dan tujuh bumi) dalam dua masa ….” (QS. Fushshilat : 12)

Sebenarnya dua ayat di atas tersebut mengandung arti yang bertingkat-tingkat, tetapi pada ulasan ini hanya untuk garis besarnya saja. Enam masa yaitu peristiwa tahap-tahap dari awal sampai akhir penciptaan. Sedangkan dua masa mengandung arti dua alam yaitu fana dan baka. Tetapi seperti yang terlihat dalam gambar, baik alam baka aawal, alam fana, begitu pula pada alam baka akhir setiap dua tahapan berlangsung dalam 6 tingkat.

Sekarang kita kembali lagi kepada simetri pola-10 dalam tingkat keganjilan –1 atau tingkat sigma. Kenyataan penelitian laboratoirum mengatakan setiap komponen pasangannya mengandung tanda (*) yang menyatakan telah diisi oleh roh atau zat hidup. Hal itu mengandung arti bahwa dalam tingkat keganjilan–0 atau delta, pasangannya yaitu : roh (delta-dua-plus) baka awal (delta-plus) baka akhir (delta-nol) dan fana (delta-minus).

Tapi seperti yang telah diketahui, simetri seperti itu menunjukkan hasil omega-minus yang mengandung arti tidak seimbang. Sebab seharusnya simetri tersebut omega-nol, karena jika tidak seimbang menurut hukum fisika penciptaan tersebut tidak sempurna. Oleh karena itu,mau tidak mau kita harus melengkapi dengan pasangan simetrinya, yaitu pola-10 keganjilan-plus, ibarat antinya, yang dalam keganjilan-0 memperlihatkan pasangan : antiroh (delta-dua-minus), anti baka awal (delta-minus), anti baka akhir (delta-nol) dan anti fana (delta-plus).

Anti disini menyebutkan “bukan” atau “tidak” yang mengandung arti juga “diluar alam semesta” yang menurut Al-Quran “di ats Arsy”. “Beliau” bukan roh, bukan baka awal, bukan fana dan bukan baka akhir. Dzat yang begitu yang dapat menciptakan roh, yang tidak mempunyai awal, akhir dan yang tidak fana, tentu beda dengan wujud alam semesta dan segala isinya. Dirinya ibarat sumber dari segala yang hidup dan yang mati. Dikarenakan sumber dari segalanya, artinya tidak akan ada yang menyamai. Karena itu dirinya maha tunggal, maha kuasa, maha agung, maha gagah dan maha segalanya. Al-Quran mewartakan bahwa dirinya adalah Allah Subhanahu Wata’ala.

Dengan hadirnya pasangan alam semesta itu, simetri pola-10 memperlihatkan hasil omega-nol yang langgeng sempurna, sebab alam semesta ibarat makhluk ciptaan yang sifatnya negatif tidak langgeng, dalam tingkat akhir atau sigma telah dikekalkan oleh sang Khalik ibarat pencipta yang sifatnya positif kekal. Jika dalam tingkat akhir makhluk tidak dikekalkan, artinya penciptaan tersebut tidak sempurna, sebab yang hadir akhirnya hanya pencipta saja tanpa ada yang menyaksikan. Begitu menurut hukum dasar fisika juga menurut Al-Quran dalam surat Ar-Ruum ayat 8 :
“diciptakannya alam semesta dan segala isinya itu tiada lain supaya menjadi saksi atas adanya Allah Yang Maha Kuasa”.

S. Anwar Effendie, Simetri Pola-10, Mastikeun Gusti Allah Kudu Aya, Galura, Hal :7, Minggu ii, Agustus 1992, Shafar 1413 H.
Selengkapnya...

KEJADIAN MENCIUTNYA ALAM RAYA

Menurut pemikiran, dengan didasarkannya oleh ramalan teori alamraya, menutup kenisbian umum Einstein, sepertinya tidak akan ada seorangpun yang tidak mempercayainya, kiamat alamraya tersebut merupakan menciutnya alamraya kita, kembali kepada kejadian semula, yaitu kepada kemanunggalan (=Singularity). Dikarenakan awal kejadiannya adalah letusan dari kemanunggalan, maka akhirnya harus bertubrukan menyatu atau menggumpal kepada kemanunggalan kembali. Dari pemikiran tersebut, para ilmuwan telah dapat menggambarkan tahap-tahap peristiwa kejadiannya, seperti fase kejadian berkembang hanya dalam kondisi sebaliknya.

Menurut ukuran kosmologi (=ilmu asal kejadian alam) alamraya-menutup, lingkaran alamraya yang dapat diteliti sekarang ini kira-kira 5.000 mega perdetik (1 perdetik = 3,26 tahun cahaya). Kumpulan galaksi umumnya dipisahkan oleh jarak puluhan sampai ke ratusan megaparsek, serta hanya mengisi kurang lebih satu persen alamraya.

Sewaktu penciutan alamraya mencapai lingkaran ruang 1/5 dari lingkaran sekarang, kumpulan galaksi akan mengisi 100% ruang yang ada. Artinya, diantara kumpulan galaksi tersebut tidak terdapat ruang antara lagi. Jikalau alamraya diisi oleh satu miliar galaksi, para astronom yang hidup pada massa itu bakal menyaksikan tabrakan antara dua galaksi kira-kira setiap 100 tahun. Peristiwa tabrakan tersebut akan meningkat lebih cepat.

Sewaktu lingkaran alamraya telah menciut sampai dengan 1/50 lingkaran sekarang, kepadatan rata-rata alamraya hampir 1 atom percm kubik, atau kira-kira sama dengan padatnya galaksi Bima Sakti sekarang ini . pada tingkat ini, pendapat kita mengenai galaksi menjadi hilang. Jikalau pada masa itu masih ada manusia yang hidup, maka mereka tidak akan menyaksikan galaksi-galaksi lagi, tetapi berupa bintang-bintang yang bertebaran di sekeliling langit. Juga tidak akan ada bintang raksasa dan maharaksasa, sebab bintang yang seperti itu telah terbakar habis sebelumnya. Yang terlihat tinggal bintang-bintang jenis kate putih yang hidupnya lama dan stabil.

Menurut perhitungan kondisinya, pada masa itu bintang-bintang baru yang dalam evolusinya bisa menghadirkan kehidupan, masih dapat lahir.tetapi dikarenakan galaksi-galaksi telah bersatu, tidak ada ikatan gravitasi galaksi, sehingga semua bintang bergerak kemana-mana tanpa ada tujuan, seperti molekul-molekul gas dalam air yang bergolak. Jikalau masih ada manusia yang hidup di planet yang diorbitkan oleh suatu bintang, bisa jadi pada akhirnya akan menyaksikan mataharinya hancur lebur saling bertabrakan dengan bintang yang lainnya yang saling bergerak cepat disekelilingnya. Juga kehidupan mereka selalu dihantui oleh ketakutan, sebab bintang-bintang kate putih di sekeliling dunia meluncur dalam kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan cahaya , yang pada akhirnya akan mengganggu matahari dengan gaya pasang surut yang kuat yang dapat menyebabkan matahari meledak karena dipicu oleh gaya nuklir baru.

Ini merupakan skenario fiksi yang digambarkan oleh para ilmuwan dengan mengenyampingkan akibat-akibat lain dari hukum-hukum yang ada untuk manusianya. Sebab menurut ukuran langit, bintang tersebut termasuk benda yang sangat keil sekali yang tidak akan sering sekali tubrukan sampai dengan tahap menciutnya alamraya paling akhir, yaitu sewaktu lingkaran alamraya hanya seperseratus juta atau sepersemiliar lingkaran sekarang. Rembesan latar belakang gelombang mikro langit yaitu rembesan sisa dair letusan besar yang sekarang mulai mendingin sampai dengan suhu 2,7 K atau hampir 3 di atas nol mutlak, massa lingkaran alamraya 1/100 dari ukuran sekarang akan mencapai 2700 K, hampir sama dengan suhu permukaan bintang, langit akan berubah-ubah menjadi lebih terang, sampai dengan terangnya sama dengan matahari, yang panasnya tidak akan tertahankan oleh makhluk hidup, segala makhluk hidup lain bukan hanya akan meleleh lagi tetapi sampai dengan menguap. Keadaan langit seperti itu akan terlihat seperti melelehnya perak.

Muka bintang harus mengocorkan rembesan tenaga yang dibangun dari tungku nuklir di dalam perutnya. Keadaan itu bagus jika keadaan di sekelilingnya dingin sekali seperti keadaan sekarang ini. Tapi pada keadaan suhu latarnya naik, bintang tersebut harus membesar dengan meningkatkan suhnya untuk mengoxorkan tenaga dalamtingkat yang seimbang. Masa tersebut berlangsung tidak lama. Setelah suhu latar langit melebihi batas suhu muka bintang, lapisanmuka bintang akan mulai bergolak. Elektron-elektron dari bahan antar bintang akan terlepas dari ikatan proton dan neutron, menyisakan kelompok inti yang disebut plasma dan elektron bebas.

Setiap rembesan seperti cahaya atau gelombang mikron mendorong tekanan. Sewaktu suhu latar belakang gelombang mikro naik melebihi suhu bintang, tekanan rembesan latarbelakang akan ditekan perlahan. Akhirnya bintang-bintang dapat menciut atau sewaktu rembesan latar belakang meningkat seribu kali, obor bintang yang tersisa dapat meletuskan bintangnya dalam wujud nova atau supernova. Dapat jadi, menciut atau runtuhnya bintang-bintang itu berlangsung selama 100.000 tahun.

Pada saat-saat akhir sebelum tubrukan besar (Big Crunc) menurut penelitian mesin pemercepat zarah, jumlah zarah-zarah ganjil akan bertambah. Foton-foton bakal saling bertubruhkan untuk menghasilkan pasangan inti elektron-positron, lalu neutron dan proton, lalu quark-quark, serta akhirnya zarah-zarah yang sampai saat ini belum dapat diteliti oleh percobaan laboratorium, dikarenakan massanya sangat pada, sampai dengan oleh mesin penghancur zarah atom terbesar saat ini belum dapat ditemukan.

S. Anwar Effendie. Runtuyan ngariutna alamraya. Galura, Hal 7, minggu iv, Juli 1992, Muharam 1513 H, Sura 1925.
Selengkapnya...

MENCARI MASSA YANG HILANG

“Dan kepunyaan Allah-lah segala sesuatu apa yang tersembunyai di langit dan di bumi, tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS; An-Nahl : 77)

Dengan ditemukannya galaksi beku, perhitungan para ilmuwan untuk massa yang telrihat berupa benda terang dan benda gelap yang menggumpal menjadi kira-kira 60% dari nilai omega atau pada kritis. Ini berarti massa yang hilang atau menurut istilah Al-Quran “Massa yang tak terlihat” tinggal sekitar 40%. Tetapi jika kita memegang pada keterangan Surat Yaa-Siin : 36 dan Surat Al-Mulk 3-4, jumlah massa yang telrihat itu bukannya 60% tetapi 50%, sehingga memenuhi pasangan yang seimbang tanpa cacat. Yang 50% lagi yaitu massa yang benar-benar tersembunyi dari penglihatan, sebab bukan merupakan gumpalan tetapi berupa bahan gelap berupa inti-inti atom yang aneh. Disini terbukti bahwa hasil penelitian ilmu tersebut mendapat sokongan dari Al-Quran.

Kalimat di atas mengandung arti, baik menurut penelitian ilmu juga menurut pentunjuk dari Al-Quran alam raya yang kita diami ini berupa sistem yang tertutup (“Closed Universe”), sebab hanya dengan sistem tertutuplah yang dapat menyokong pada kejadian kiamat. Dengan adanya keterangan pada Surat An-Nahl : 77 di atas bahwa kiamat itu disebabkan oleh adanya bahan yang tersembunyi dari penglihatan, menggambarkan juga bahwa bahan yang tersembunyi atau massa yang hilang tersebut memegang peranan penting sekali dalam menentukan nasibnya alam raya.

Diantara teori-teori bahan gelap yang diajukan oleh para ilmuwan, dalam garis besarnya dibagi menjadi dua golongan besar. Pertama, bahan gelap panas berupa inti-inti yang bergerak cepat hampir sama dengan kecepatan cahaya ; diperkirakan berupa “Netrino”. Kedua bahan gelap dingin yang bergerak lambat sesaat setelah letusan besar, waktu itu inti-inti terpisah dari benda asalnya, saling mempengaruhi dengan benda asal oleh gaya yang lemah sekali, mungkin cuma oleh gaya gravitasi.
Jikalau kebanyakan alamraya dalam wujud gelap-panas, maka akibatnya akan melemahkan ketertiban massa ukuran kecil (massa galaksi), tetapi dikarenakan penelitian menyebutkan bahwa yang dibangun pertama kali itu adalah galaksi-galaksi, maka akibatnya netrino menjadi kurang kuat untuk diperkirakan sebagai calon bahan gelap.

Sebaliknya bahan gelap dingin yang bergerak lambat, bisa dikarenakan bahannya menggumpal, berkumpul membangun menjadi massa-massa galaksi-galaksi sebelum menjadi kumpulan galaksi. Mengenai alamraya halus yang menjadi kelemahan teori letusan besar, juga dapat tertutupi. Oleh sebab itu zarah-zarah yang sampai sekarang ini belum dapat terteliti yang jumlahnya seimbang dengan bahan yang terlihat yang menggumpal, hampir dipastikan berupa bahan gelap dingin.

Untuk bahan gelap dingin banyak kemungkinan yang diajukan oleh para ilmuwan. Sebagian yaitu zarah ganjil untuk teori dalam menyatukan kekuatan-kekuatan dasar alam. Dua kemungkinan yaitu zarah berat atau pada yang saling mempengaruhi secara lemah atau disebut dengan WIMP (=Weakly Interacting Massive Particle) dan axion yang sangat ringan. WIMP mencakup lepton berat dan zarah-zarah yang diramalkan oleh teori Supersimetri yang dibuat untuk menggabungkan gravitasi dan kekuatan-kekuatan alam lainnya.

Menurut prediksi para ilmuwan, WIMP mempunyai massa yang bertingkat-tingkat yang sama dengan tingkat-tingkat massa inti atom. Oleh sebab itu, cara terbaik untuk mengetahuinya adalah harus sabar menunggu waktu inti atom mengalami loncatan mundur yang kejadiannya tidak dapat ditentukan. Sebab tenaga kinetik dikirimkan diantara zarah-zarah yang saling tabrak sewaktu massa mereka sama. Kejadian itu sangat jarang sekali terjadi, yaitu sekali diantara setiap gram bahan yang digunakan oleh para ilmuwan sebagai pencatatnya dalam seharinya. Itulah sebabnya, setiap percobaan yang meneliti WIMP harus menyaring secara teliti setiap isyarat yang membingungkan latarbelakangnya, seperti sinar kosmis.

Jenis pencatat WIMP besar yang telah ada sekarang ini, yang menghubungkan enan perubahan ukuran WIMP dalam panas disebut Bolometer Kriogenik, cara kerja alat ini persis seperti kalorimeter yang ada di laboratorium sekolahan. Bolometer kriogenik yang lebih maju yaitu Pencatat Foton Balistik. Dengan alat tersebut para ilmuwan dapat menentukan tempat isyarat yang tepat di dalam pencatat, sampai dengan dapat menentukan isyarat latar belakangnya.

Alat lainnya yaitu pencatat yang padat. WIMP yang lewat, membangunkan elektron dalam pencatat jadi ban tenaga yang lebih tinggi, erta meninggalkan “lubang” yang bermuatan positif. Sewaktu elektron dengan lubang tersebut bersatu kembali, maka akan menghasilkan foton. Yang pertama kali menggunakan pencatat yang terbuat dari Germanium yaitu para fisikawan, untuk mengukur rusaknya elektron dobel dalam inti atom. Sekarang ini oleh beberapa tim riset sudah dimanfaatkan untuk menyusun batas-batas beberapa bahan gelap, misalnya netrino gelap.

Bahan gelap lainnya yaitu Axion, yang diramalkan mempunyai tenaga yang jauh lebih kecil dibandingkan WIMP. Axion merupakan inti atom yang dibutuhkan untuk membuat Kromodinamika bundle (QCD = Quantum Chromodynamics) agar dapat sejalan dengan percobaan. QCD merupakan teori yang menjelaskan gaya nuklir kuat diantara proton dan neutron, sedangkan axion merupakan inti ringan yang saling mempengaruhi dengan benda biasa. Para teoriwan merasa yakin bahwa disekeliling kita di langit terdapat banya sekali bahan gelap.

Menurut para ilmuwan, sewaktu alamraya mendingin setelah terjadinya letusan besar, tentu juga axion akan menggumpal atau berkumpul disekeliling galaksi kita dan galaksi lainnya. Dengan cara itu, akan memberikan kesempatan kepada “Halo” bahan gelap yang luas untuk mengelilingi galaksi kita, meskipun dalam ukuran terbesar yaitu ukuran alam raya, jumlah bahan gelap tidak terlalu banyak dibandingkan dengan jumlah bahan pada kritis.


S. Anwar Effendi, Neangan Massa nu leungit, Galura, Hal 6 Minggu I Juni 1992, Dzulhijjah 1442 H, Rayagung 1924



Selengkapnya...

Friday, July 20, 2007

TIPE DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Aktual
Menggambarkan peniliaian klinis karena masalah sudah timbul.
Label yang digunakan :
Gangguan, Perubahan, Kerusakan, Tidak efektif, Kekurangan, Kelebihan, Penurunan, Disfungsi, Peningkatan, Distress, Ketidakseimbangan dan lain-lain
2. Risiko
Menggambarkan penilaian klinis dimana individu/kelompok lebih rentan untuk mengalami masalah dibandingkan dengan orang lain dalam situasi yang sama atau serupa.
Label yang digunakan : Risiko, Risiko tinggi, Risiko terhadap

3. Kemungkinan
Adalah pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan.
Label yang digunakan :
Kemungkinan
4. Sejahtera/sehat
Adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan penilaian klinis tentang individu, keluarga atau komunitas dalam transisi dari tingkat kesejahteraan tertentu ke tingkat kesejahteraan/kesehatan yang lebih tinggi/optimal.
Label yang digunakan : Potensial
5. Sindrom
Adalah diagnosa keperawatan yang terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual dan risiko tinggi yang diperkirakan ada karena situasi/peristiwa tertentu.
Label yang digunakan :
Sindrom
Selengkapnya...

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Sebagai suatu aspek yang terpenting dalam proses keperawatan, perumusan diagnosa keperawatan ini sangatlah vital untuk dilakukan. Pernahkan kita mendengar beberapa diagnosa keperawatan pada pasien….?

Hasil uji coba penulis terhadap beberapa perawat di 3 rumah sakit di kota Bandung dan Cimahi didapatkan adanya kesimpangsiuran dalam penulisan diagnosa keperawatan ini, bahkan hal tersebut tidak hanya dilakukan oleh perawat pelaksana yang telah terbiasa dengan pola perilaku pekerjaan rutinitas sehari-hari, bahkan dosen yang mengajar proses keperawatanpun seringkali memberikan suatu masukan terhadap mahasiswa dengan menggunakan persepsi pribadinya yang pada akhirnya akan saling menyalahkan antara satu dosen dengan dosen lainnya ataupun perawat satu dengan lainnya terhadap frase dari diagnosa keperawatan tersebut.

Percobaan yang dilakukan adalah dengan memberikan suatu soal kepada perawat tentang suatu kondisi pasien yaitu : klien mengeluh sesak, batuk, adanya sekret pada saluran nafas, ronchi (+), Wheezing (+), RR = 32 x/menit.

Lalu apa yang saya dapatkan….? Perawat-perawat menjawab diagnosa tersebut sebagai berikut :
1. Gangguan rasa nyaman batuk
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen dan karbondioksida
4. Sesak
5. Pemenuhan oksigen tidak terpenuhi
6. Gangguan pertukaran oksigen
7. Jalan nafas takefektif
8. dll

Begitu banyaknya diagnosa keperawatan yang muncul dan ketika didiskusikan ternyata para perawat tersebut saling menyalahkan terhadap diagnosa keperawatan yang tidak sesuai dengan apa yang mereka anut. Padahal jika kita merujuk kepada aspek profesionalisme, pastilah adanya suatu patokan terhadap diagnosa keperawatan yang muncul tersebut. Jika kita lihat kepada sumber maka diagnosa keperawatan yang benar untuk masalah di atas adalah “bersihan jalan nafas takefektif”. Ternyata ada jawaban yang telah mendekati benar hanya saja jawaban tersebut tidak/kurang lengkap terhadap diagnosa keperawatan yang dianut oleh NANDA.
Selengkapnya...

Thursday, July 19, 2007

PARADIGMA KEPERAWATAN

Definisi

Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi keperawatan untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara langsung dengan aktifitas yang terjadi dalam profesi tersebut.

Sesuai hasil konsorsium keperawatan disepakati definisi dari masing-masing fenomena seperti tersebut di atas, adalah :

1. Manusia
Adalah penerima askep terdiri dari individu, keluarga, kelompok & masyarakat. Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio kultural dan spiritual yang utuh dan unik, mandiri, dinamis, rasional dan berkemampuan beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, agar dapat bertahan hidup dan berkembang. Manusia berinteraksi dengan lingkungan.
Sebagai sistem terbuka sepanjang siklus kehidupan mulai dari konsepsi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan lanjut usia dalam lingkungan keluarga, kelompok dan komunitas. Manusia menggunakan persepsinya dalam proses interaksi dengan lingkungan, sebagai makhluk yang mandiri, dinamis, rasional dan mampu beradaptasi.
Manusia dengan pengalamannya membuat keputusan yang rasional dan berupaya menolong dirinya sendiri dan orang lain dengan bertindak mandiri untuk memenuhi kebutuhannya melalui belajar, menggali serta menggerakkan semua sumber yang tersedia dan terjangkau untuk mencapai keadaan sehat dan sejahtera seoptimal mungkin.
Manusia memperoleh pengalaman baru melalui interaksinya dengan lingkungan dan membentuk suatu pola tumbuh kembang yang unik, serta dengan pengalamannya sendiri sepanjang siklus kehidupan, manusia membentuk pola berfikir, keyakinan dan perilaku berupa nilai dan budaya.

2. Lingkungan
Mencakup benda hidup dan benda mati yang terdapat di sekitar manusia. Komponen internal seperti : faktor genetik, struktur anatomis, fisiologis, psikologis, nilai, keyakinan serta faktor internal lain yang potensial mempengaruhi perubahan sistem manusia. Faktor eksternal terdiri dari : keadaan fisik, demografis, ekologis, hubungan interpersonal dan nilai sosial budaya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, serta faktor eksternal lain yang potensial mempengaruhi perubahan pada sistem manusia.
Perawat memberikan perhatian khusus pada hubungan interpersonal manusia, karena memandang manusia sebagai makhluk sosial. Unit sosial terdiri dari keluarga, kelompok dan komunitas. Pada tiap unit sosial individu membawa sifatnya yang unit dan secara bersamaan juga berbagi tujuan, nilai dan budaya dalam tiap interaksi yang dilakukan.

3. Kesehatan
Merupakan suatu keadaan yang bukan hanya bebas dari penyakit dan dapat mempertahankan fungsi pada tingkat minimal yang adekuat, tetapi merupakan suatu keadaan sehat purna secara fisik, mental dan sosial spiritual yang merupakan fungsi manusia secara utuh, terintegrasi dan bersifat dinamis sehingga mampu hidup produktif secara ekonomi dan sosial.
Sehat dipandang sebagai suatu keadaan seimbang bio-psiko-sosio-spiritual yang dinamis dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya dan memungkinkan manusia melakukan asuhan mandiri dan berfungsi secara optimal untuk berperan dalam keluarga, kelompok dan komunitas.
Perawat juga meyakini bahwa keadaan sehat dan sakit merupakan suatu rentang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor individual yang meliputi genetik dan keturunan, kemampuan, pengalaman hidup dan interaksi dengan faktor-faktor sosial, lingkungan serta perubahan.
Sehat ditentukan oleh kemampuan individu, keluarga, kelompok atau komunitas untuk membuat tujuan yang realistik dan berarti, serta kemampuan untuk menggerakkan energi dan sumber untuk mencapai tujuan tersebut secara efisien. Sehat harus dilihat dari berbagai tingkat, individu, keluarga, komunitas dan masyarakat.
Sehat yang optimum adalah suatu keadaan dimana individu dapat meningkatkan kemampuan dan potensinya untuk mencapai keadaan sejahtera bio-psiko-sosio dan spiritual.

4. Intervensi Keperawatan
Merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosiokultural-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup seluruh siklus hidup manusia.
Keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan atau mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Bantuan juga ditujukan kepada penyediaan pelayanan kesehatan utama dalam upaya mengadakan perbaikan sistem pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan setiap orang mencapai hidup sehat dan produktif.


Selengkapnya...

PERAWATAN LUKA

DEFINISI
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel

Mekanisme terjadinya luka :
1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
7. Luka Bakar (Combustio)

Menurut tingkat Kontaminasi terhadap luka :
1. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
2. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.
3. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
4. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka.

Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka, dibagi menjadi :
Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.

Menurut waktu penyembuhan luka dibagi menjadi :
1. Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
2. Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.


PROSES PENYEMBUHAN LUKA
Tubuh secara normal akan berespon terhadap cedera dengan jalan “proses peradangan”, yang dikarakteristikkan dengan lima tanda utama: bengkak (swelling), kemerahan (redness), panas (heat), Nyeri (pain) dan kerusakan fungsi (impaired function). Proses penyembuhannya mencakup beberapa fase :
1. Fase Inflamasi
Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Pada awal fase ini kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi sebagai hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot) dan juga mengeluarkan “substansi vasokonstriksi” yang mengakibatkan pembuluh darah kapiler vasokonstriksi. Selanjutnya terjadi penempelan endotel yang akan menutup pembuluh darah. Periode ini berlangsung 5-10 menit dan setelah itu akan terjadi vasodilatasi kapiler akibat stimulasi saraf sensoris (Local sensory nerve endding), local reflex action dan adanya substansi vasodilator (histamin, bradikinin, serotonin dan sitokin). Histamin juga menyebabkan peningkatan permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi oedema jaringan dan keadaan lingkungan tersebut menjadi asidosis.
Secara klinis fase inflamasi ini ditandai dengan : eritema, hangat pada kulit, oedema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4.

2. Fase Proliferatif
Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses reonstruksi jaringan.
Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjadi luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan proteoglycans) yang berperan dalam membangun (rekontruksi) jaringan baru. Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan baru (connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannya substrat oleh fibroblas, memberikan pertanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka. Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam didalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan “granulasi”.
Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth faktor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.

3. Fase Maturasi
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase maturasi adalah ; menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, warna kemerahan dari jaringa mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan.
Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka.

Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan parut mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas normal. Meskipun proses penyembuhanluka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung pada kondisi biologis masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, diserta penyakit sistemik (diabetes mielitus).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA
1. Usia
Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan
2. Infeksi
Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.
3. Hipovolemia
Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
4. Hematoma
Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
5. Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (“Pus”).
6. Iskemia
Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
7. Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
8. Pengobatan
· Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera
· Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
· Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.


NURSING MANAGEMENT
Dressing/Pembalutan
Tujuan :
1. memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka
2. absorbsi drainase
3. menekan dan imobilisasi luka
4. mencegah luka dan jaringan epitel baru dari cedera mekanis
5. mencegah luka dari kontaminasi bakteri
6. meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing
7. memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien


ALAT DAN BAHAN BALUTAN UNTUK LUKA
Bahan untuk Membersihkan Luka
· Alkohol 70%
· Aqueous and tincture of chlorhexidine gluconate (Hibitane)
· Aqueous and tincture of benzalkonium chloride (Zephiran Cloride)
· Hydrogen Peroxide
· Natrium Cloride 0.9%

Bahan untuk Menutup Luka
· Verband dengan berbagai ukuran

Bahan untuk mempertahankan balutan
· Adhesive tapes
· Bandages and binders


KOMPLIKASI DARI LUKA
a. Hematoma (Hemorrhage)
Perawat harus mengetahui lokasi insisi pada pasien, sehingga balutan dapat diinspeksi terhadap perdarahan dalam interval 24 jam pertama setelah pembedahan.
b. Infeksi (Wounds Sepsis)
Merupakan infeksi luka yang sering timbul akibat infeksi nosokomial di rumah sakit. Proses peradangan biasanya muncul dalam 36 – 48 jam, denyut nadi dan temperatur tubuh pasien biasanya meningkat, sel darah putih meningkat, luka biasanya menjadi bengkak, hangat dan nyeri.
Jenis infeksi yang mungkin timbul antara lain :
· Cellulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan
· Abses, merupakan infeksi bakteri terlokalisasi yang ditandai oleh : terkumpulnya pus (bakteri, jaringan nekrotik, Sel Darah Putih).
· Lymphangitis, yaitu infeksi lanjutan dari selulitis atau abses yang menuju ke sistem limphatik. Hal ini dapat diatasi dengan istirahat dan antibiotik.
c. Dehiscence dan Eviscerasi
Dehiscence adalah rusaknya luka bedah
Eviscerasi merupakan keluarnya isi dari dalam luka
d. Keloid
Merupakan jaringan ikat yang tumbuh secara berlebihan. Keloid ini biasanya muncul tidak terduga dan tidak pada setiap orang.


Selengkapnya...

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut
Yaitu : suatu keadaan dimana individu mengalami dan melaporkan adanya rasa ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan selama enam bulan atau kurang. (Carpenito, 1998: 55)

Batasan Karakteristik :
Subjektif : Komunikasi (verbal atau penggunaan kode) tentang nyeri dideskripsikan
Objektif :
· Perilaku sangat berhati-hati
· Memusatkan diri
· Fokus perhatian rendah (perubahan persepsi waktu, menarik diri dari hubungan sosial, gangguan proses fikir)
· Perilaku distraksi (mengerang, menangis dll)
· Raut wajah kesakitan (wajah kuyu, meringis)
· Perubahan tonus otot
· Respon autonom (diaforesis, perubahan tekanan darah dan nadi, dilatasi pupil, penurunan atau peningkatan frekuensi pernafasan).
b. Nyeri Kronis
Yaitu : keadaan dimana seseorang individu mengalami nyeri yang menetap atau intermiten dan berlangsung lebih dari enam bulan.
Batasan Karakteristik :
Mayor (Harus Terdapat)
· Individu melaporkan bahwa nyeri telah ada lebih dari 6 bulan
Minor (Mungkin Terdapat)
· Ketidaknyamanan
· Marah, frustasi, depresi karena situasi
· Raut wajah kesakitan
· Anoreksia, penurunan berat badan
· Insomnia
· Gerakan yang sangat berhati-hati
· Spasme otot
· Kemerahan, bengkak, panas
· Perubahan warna pada area terganggu
· Abnormalitas refleks.

Diagnosa Keperawatan Tambahan
· Kecemasan yang berhubungan dengan hilangnya kontrol
· Ketakutan yang berhubungan dengan nyeri
· Kelemahan yang berhubungan dengan pengobatan pada penyakit
· Perubahan Penampilan Peran yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan kerusakan koping
· Perubahan Pola Sexualitas yang berhubungan dengan kesakitan dan nyeri
· Kerusakan Mobilitas Fisik yang berhubungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan
· Aktifitas Intoleran yang berhubungan dengan nyeri dan/atau depresi
· Gangguan Pola Tidur yang berhubungan dengan nyeri
· Kurang Perawatan Diri (total atau sebagian) yang berhubungan dengan nyeri
· Perubahan Pemeliharaan Kesehatan yang berhubungan dengan persaan tak berdaya.

RENCANA TINDAKAN
Tujuan dari rencana tindakan untuk mengatasi nyeri antara lain :
1. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman individu
2. Meningkatkan kemampuan individu untuk dapat melakukan aktifitas fisik yang diperlukan untuk penyembuhan (misal; batuk dan nafas dalam, ambulasi)
3. Mencegah timbulnya gangguan tidur

Intervensi
Secara umum intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :
1. Non Farmakologik intervention : Distraksi, Relaksasi, Stimulasi Kutaneus
2. Farmakologi Intervention

Distraksi
Beberapa teknik distraksi, antara lain :
1. Nafas lambat, berirama
2. Massage and Slow, Rhythmic Breathing
3. Rhytmic Singing and Tapping
4. Active Listening
5. Guide Imagery
Relaksasi
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa keuntungan, antara lain :
1. Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stres
2. Menurunkan nyeri otot
3. Menolong individu untuk melupakan nyeri
4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
5. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
6. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
Stewart (1976: 959), menganjurkan beberapa teknik relaksasi berikut :
1. Klien menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru
2. Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa nyaman hal tersebut
3. Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu
4. Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan fikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
5. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot lain
6. Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

Stimulasi Kulit (Cutaneus)
Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
a. Kompres dingin
b. Analgesics ointments
c. Counteriritan, seperti plester hangat.
d. Contralateral Stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan dengan area yang nyeri.

Farmakologik Agent
1. Analgesics
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interpretasi nyeri dengan jalan mendepresi Sistem Saraf Pusat pada Thalamus dan Korteks Cerebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum klien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Untuk alasan ini maka analgesik dianjurkan untuk diberikan secara teratur dengan interval, seperti setiap 4 jam (q 4h) setelah pembedahan.
Terdapat dua klasifikasi mayor dari analgesik, yaitu :
a. Narcotic (Strong analgesics)
Termasuk didalamnya adalah : derivat opiate seperti morphine dan codein.
Narkotik menghilangkan nyeri dengan merubah aspek emosional dari pengalaman nyeri (misal : persepsi nyeri). Perubahan mood dan perilaku dan perasaan sehat membuat seseorang merasa lebih nyaman meskipun nyerinya masih timbul.
b. Nonnarcotics (Mild analgesics)
Mencakup derivat dari : Asam Salisilat (aspirin); Para-aminophenols (phenacetin); Pyrazolon (Phenylbutazone).
Meskipun begitu terdapat pula obat analgesik kombinasi, seperti kombinasi dari analgesik kuat (strong analgesics) dengan analgesik ringan (mild analgesics), contohnya : Tylenol #3, merupakan kombinasi dari acetaminophen sebagai obat analgesik nonnarkotik dengan codein, 30mg.

2. Plasebo
Plasebo merupakan jenis dari tindakan, seperti pada intervensi keperawatan yang menghasilkan efek pada klien dikarenakan adanya suatu kepercayaan daripada kandungan fisik atau kimianya (McCaffery, 1982:22). Pengobatannya tidak mengandung komponen obat analgesik (seperti : gula, larutan garam/normal saline, atau air) tetapi hal ini dapat menurunkan nyeri. Untuk memberikan plasebo ini perawat harus mempunyai izin dari dokter.

Medical Interventions
1. Blok Saraf (Nerve Block)
2. Electric Stimulation
3. Acupunture
4. Hypnosis
5. Surgery/Pembedahan
6. Biofeedback
Selengkapnya...

PENANGANAN NYERI

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut
Yaitu : suatu keadaan dimana individu mengalami dan melaporkan adanya rasa ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan selama enam bulan atau kurang. (Carpenito, 1998: 55)

Batasan Karakteristik :
Subjektif : Komunikasi (verbal atau penggunaan kode) tentang nyeri dideskripsikan
Objektif :
· Perilaku sangat berhati-hati
· Memusatkan diri
· Fokus perhatian rendah (perubahan persepsi waktu, menarik diri dari hubungan sosial, gangguan proses fikir)
· Perilaku distraksi (mengerang, menangis dll)
· Raut wajah kesakitan (wajah kuyu, meringis)
· Perubahan tonus otot
· Respon autonom (diaforesis, perubahan tekanan darah dan nadi, dilatasi pupil, penurunan atau peningkatan frekuensi pernafasan).
b. Nyeri Kronis
Yaitu : keadaan dimana seseorang individu mengalami nyeri yang menetap atau intermiten dan berlangsung lebih dari enam bulan.
Batasan Karakteristik :
Mayor (Harus Terdapat)
· Individu melaporkan bahwa nyeri telah ada lebih dari 6 bulan
Minor (Mungkin Terdapat)
· Ketidaknyamanan
· Marah, frustasi, depresi karena situasi
· Raut wajah kesakitan
· Anoreksia, penurunan berat badan
· Insomnia
· Gerakan yang sangat berhati-hati
· Spasme otot
· Kemerahan, bengkak, panas
· Perubahan warna pada area terganggu
· Abnormalitas refleks.

Diagnosa Keperawatan Tambahan
· Kecemasan yang berhubungan dengan hilangnya kontrol
· Ketakutan yang berhubungan dengan nyeri
· Kelemahan yang berhubungan dengan pengobatan pada penyakit
· Perubahan Penampilan Peran yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan kerusakan koping
· Perubahan Pola Sexualitas yang berhubungan dengan kesakitan dan nyeri
· Kerusakan Mobilitas Fisik yang berhubungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan
· Aktifitas Intoleran yang berhubungan dengan nyeri dan/atau depresi
· Gangguan Pola Tidur yang berhubungan dengan nyeri
· Kurang Perawatan Diri (total atau sebagian) yang berhubungan dengan nyeri
· Perubahan Pemeliharaan Kesehatan yang berhubungan dengan persaan tak berdaya.

RENCANA TINDAKAN
Tujuan dari rencana tindakan untuk mengatasi nyeri antara lain :
1. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman individu
2. Meningkatkan kemampuan individu untuk dapat melakukan aktifitas fisik yang diperlukan untuk penyembuhan (misal; batuk dan nafas dalam, ambulasi)
3. Mencegah timbulnya gangguan tidur

Intervensi
Secara umum intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :
1. Non Farmakologik intervention : Distraksi, Relaksasi, Stimulasi Kutaneus
2. Farmakologi Intervention

Distraksi
Beberapa teknik distraksi, antara lain :
1. Nafas lambat, berirama
2. Massage and Slow, Rhythmic Breathing
3. Rhytmic Singing and Tapping
4. Active Listening
5. Guide Imagery
Relaksasi
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa keuntungan, antara lain :
1. Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stres
2. Menurunkan nyeri otot
3. Menolong individu untuk melupakan nyeri
4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
5. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
6. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
Stewart (1976: 959), menganjurkan beberapa teknik relaksasi berikut :
1. Klien menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru
2. Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa nyaman hal tersebut
3. Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu
4. Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan fikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
5. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot lain
6. Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

Stimulasi Kulit (Cutaneus)
Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
a. Kompres dingin
b. Analgesics ointments
c. Counteriritan, seperti plester hangat.
d. Contralateral Stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan dengan area yang nyeri.

Farmakologik Agent
1. Analgesics
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interpretasi nyeri dengan jalan mendepresi Sistem Saraf Pusat pada Thalamus dan Korteks Cerebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum klien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Untuk alasan ini maka analgesik dianjurkan untuk diberikan secara teratur dengan interval, seperti setiap 4 jam (q 4h) setelah pembedahan.
Terdapat dua klasifikasi mayor dari analgesik, yaitu :
a. Narcotic (Strong analgesics)
Termasuk didalamnya adalah : derivat opiate seperti morphine dan codein.
Narkotik menghilangkan nyeri dengan merubah aspek emosional dari pengalaman nyeri (misal : persepsi nyeri). Perubahan mood dan perilaku dan perasaan sehat membuat seseorang merasa lebih nyaman meskipun nyerinya masih timbul.
b. Nonnarcotics (Mild analgesics)
Mencakup derivat dari : Asam Salisilat (aspirin); Para-aminophenols (phenacetin); Pyrazolon (Phenylbutazone).
Meskipun begitu terdapat pula obat analgesik kombinasi, seperti kombinasi dari analgesik kuat (strong analgesics) dengan analgesik ringan (mild analgesics), contohnya : Tylenol #3, merupakan kombinasi dari acetaminophen sebagai obat analgesik nonnarkotik dengan codein, 30mg.

2. Plasebo
Plasebo merupakan jenis dari tindakan, seperti pada intervensi keperawatan yang menghasilkan efek pada klien dikarenakan adanya suatu kepercayaan daripada kandungan fisik atau kimianya (McCaffery, 1982:22). Pengobatannya tidak mengandung komponen obat analgesik (seperti : gula, larutan garam/normal saline, atau air) tetapi hal ini dapat menurunkan nyeri. Untuk memberikan plasebo ini perawat harus mempunyai izin dari dokter.

Medical Interventions
1. Blok Saraf (Nerve Block)
2. Electric Stimulation
3. Acupunture
4. Hypnosis
5. Surgery/Pembedahan
6. Biofeedback
Selengkapnya...

Tuesday, March 6, 2007

The Relationships Between Leaderships Style and Personality Type and Nurse’s Job Satisfaction (Study in TNI AU TK II “Dr. Salamun” Hospital 2006)

xiii + 133 + 29 tables + 3 schemes + 8 enclosure

Irman Somantri, SKp. MKep.*, Dr. Budi Anna Keliat, SKp. M.App.Sc**, Dewi Gayatri, SKp. M.Kes.***

Abstract

This study was a descriptive correlational with cross sectional design was based on rised up of dissatisfaction from clinical nurses that caused decreased of bed occupation rate hospital. The aims to examine the relationships between leaderships style, personality type and nurse’s job satisfaction at TNI AU TK II “Salamun” Hospital. The population were 75 clinical nurses whose graduate from SPK and Akper. The sample size were 72 clinical nurses and the number for each ranking were determined by using total sampling technic. The result of the study showed democratic leaderships style and B personality type wast most perceived by clinical nurses. There were the significant relation between leaderships style and job satisfaction in equitable reward aspect (p = 0,009), there were the significant relation between personality type with job satisfaction in mentally challenging work aspect (p = 0,025), equitable reward aspect (p = 0,017) and supportive colleagues aspect (p = 0,044). In this study found that leaderships style was dominant variable for job satisfaction in equitable reward aspect dan personality type was dominant variable for job satisfaction in supportive colleagues aspect. Therefore, the institution need to modified primary nurse’s leaderships style and personality type for increases nurse’s job satisfaction .

Key word : Leaderships style, personality type, job satisfaction
Bibliography, 50 (1992 – 2005)
* Lecturer of Stikes A. Yani Cimahi
** & *** Lecturer of FIK-UI
Selengkapnya...

Tuesday, February 20, 2007

Perencanaan (1)

1. Menyusun Prioritas (Setting Priorities)
Titik awal untuk merencanakan perawatan umumnya adalah membuat urutan masalah/kebutuhan pasien. Ada banyak cara untuk memprioritaskan kebutuhan antara lain :

a. Konsep Trias
Konsep ini banyak digunakan di bagian emergensi. Trias mengandung makna mengambil, memilih dan menyeleksi. Setelah itu baru dikelompokkan menjadi :
1) Urgent dan non urgent
2) Segera, urgent dan non urgent
3) Mengancam hidup, urgent, semi urgent, non urgent dan tidak membutuhkan bantuan perawatan.
Pada bagian lain diluar emergensi, konsep trias ini cukup dengan tiga kategori, yaitu : segera, urgent dan non-urgent. Masalah yang termasuk segera adalah masalah yang mengancam kematian atau hilangnya bagian tubuh.
Masalah-masalah yang termasuk urgent adalah masalah yang membutuhkan bantuan keperawatan lanjutan, tidak mengancam kehidupan tetapi dapat menyebabkan gangguan yang berat jika tidak ditanggulangi dalam beberapa jam.
Masalah-masalah yang termasuk non-urgent adalah masalah yang berkembang lambat dan untuk sementara waktu dapat ditoleransi klien.

b. Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia menurut A. Maslow
Maslow berteori bahwa perilaku manusia dimotivasi oleh hierarki yang disusun dari kebutuhan dasar sampai kebutuhan dengan tingkat yang lebih tinggi. Kebutuhan dasar manusia yang Maslow yang telah diperluas oleh Richard Kalish antara lain :
1) Kebutuhan fisiologis
a) Kebutuhan bertahan hidup : misalnya makanan, udara, suhu, istirahat, eliminasi, penghindaran nyeri.
b) Kebutuhan Stimulasi, misalnya : sek, aktivitas, eksplorasi, manipulasi, kesenangan baru.
2) Kebutuhan Keamanan, misal : keselamatan, keamanan dan perlindungan
3) Kebutuhan cinta mencintai
4) Kebutuhan harga diri
5) Kebutuhan aktualisasi diri.
c. Keinginan klien
Dapat dipertimbangkan dalam menentukan prioritas masalah, hal ini didasari hak klien sebagai individu, namun hal ini hanya berlaku bila masalah tidak mengancam hidup klien.
d. Rencana pengobatan
Rencana pengobatan secara keseluruhan harus dipertimbangkan dalam perumusan prioritas masalah.
e. Sumber-sumber keperawatan
Beban kerja perawat dan situasi-situasi emergensi yang dihadapi dapat menyebabkan perawat harus membatasi pada masalah-masalah kebutuhan yang paling dasar.



2. Menetapkan Tujuan Perawatan
Tujuan adalah pedoman yang luas yang menunjukkan arah keseluruhan untuk perpindahan sebagai akibat dari intervensi tim perawatan kesehatan; dibagi menjadi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang merupakan tujuan yang tidak dicapai sebelum pemulangan tetapi memerlukan perhatian yang terus menerus dari pasien dan/atau orang lain.
Tujuan jangka pendek adalah tujuan yang biasanya harus dicapai sebelum pemulangan atau perpindahan ke tingkat perawatan yang kurang akut.
Tujuan yang ditetapkan harus mengarah pada masalah, apakah mencegah, mengurangi atau menghilangkannya.
Kaidah dalam penulisan tujuan keperawatan, yaitu :
S : Spesifik, tujuan tidak umum tetapi spesifik
M : Measurable, dapat diukur
A : Achievable, dapat dicapai
R : Reliable, nyata
T : Time Bound, ada batasan waktu pencapaian tujuan.
Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam penentuan tujuan :
· Tujuan dibuat berdasarkan masalah keperawatan yang ada
· Fokus dari tujuan adalah hasil akhir yang diharapkan setelah dilakukan beberapa tindakan keperawatan.
Tujuan keperawatan dibuat sesuai dengan masalah yang timbul.
Contoh :
Diagnosa keperawatan : bersihan jalan nafas tak efektif yang berhubungan dengan peningkatan produksi sputum ditandai dengan klien mengeluh sesak suara nafas wheezing, RR = 30x/menit, adanya sputum purulen
Tujuan : jalan nafas bersih dan efektif
Selengkapnya...

Perencanaan Keperawatan

Perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan dimana tujuan/hasil ditentukan dan intervensi dipilih.

Rencana perawatan adalah bukti tertulis dari tahap dua dan tahap tiga proses keperawatan yang mengidentifikasi masalah/kebutuhan pasien, tujuan/hasil perawatan dan intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan dan menangani masalah/kebutuhan pasien.
Untuk mengarahkan dan mengevaluasi asuhan keperawatan, rencana asuhan harus mencakup elemen sebagai berikut :

1. Pernyataan diagnostik (masalah kolaboratif, diagnosa keperawatan)
2. Kriteria hasil (tujuan klien) atau tujuan keperawatan
3. Tindakan keperawatan atau intervensi
4. Evaluasi (status rencana)

Langkah-langkah dari perencanaan keperawatan adalah :
1. Menentukan prioritas masalah
2. Menetapkan tujuan keperawatan
3. Menetapkan kriteria evaluasi
4. Menyusun rencana intervensi keperawatan
5. Memformulasi rencana perawatan (Nursing Care Plans) Selengkapnya...